SUARA MAHASISWA
PERAN PEMUDANYA MANA?
Disusun Oleh:
Nama:Sayid Jumianto
NIM:07430070
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN PRODI PPKN
UNIVERSITAS PGRI
2009
WONG CILIK (Capres Megawati dan Cawapres Prabowo)
LANJUTKAN(Capres SBY dan Cawapres Boediono)
LEBIH CEPAT LEBIH BAIK(Capres Jusuf kalla dan Cawapres Wiranto)
Apa yang kita dapat dari slogan dan tagline iklan Calon Presiden dan calon wakil Presiden tersebut?Pertanyaan biasa saja tetapi mengapa kita membela dan menyokong uang maupun harga diri buat mereka sedangkan kita tidak mengerti perjuangan apa yang mereka akan kita peroleh kelak.
Dalam kenyataan sekarang mengeola dan mencari seorang pemimpin yang akan berkuasa seakan sulit karena apa/ aekarang cenderung kembali kearah ORBA alias kembali bahwa gerakan demokrasi di Indoneia mulai dibelenggu oleh UU dan peraturan yang ada.
Slogan satu putaran dan memelesetkan tagln orang lain oleh SBY Boediono adalah nyat bahwa sopan santun politik kita sudah hilang dan mengambil
Siapa sangka dalam pemilu ini hanya muka-muka lama yang memberikan kita sebuah fenomena gunung es dimana generasi muda mulai kehilangan gigi dan takut unjuk gigi mengapa? Karena kerapuhan sosial dan kerapuhan apatisme telah menggerogoti para cerdik cendikia pemuda kita bagaimana mau maju kalau kjota pelajar kita DIY ini nomor dua di
Capres dan cawapres yang baik adlah yang mau mengakomodasikan setiap gerak dan langkah yang akan diikututi oleh pemuda dalam mengikuti dan mengarhkan keperkembangan yang akan datang minimal kita memajukan ekonomi dan sosial dari keterpurukan dalam krisis ekonomi global dan ketidak berdayaan pasar dunia akhir-akhir ini mengapa SBY Boediono yang mendengungkan dan dicap Neo liberalisme malah mendapat polling tertinggi dalam setiap polling?
Itulah yang dikehendaki oleh pasar nyata di
Penulis mempunyai maksud bahwa kita harus memilih calon tertentu tetapi dari ketika Pasangan capres dan cawapres sudah tahu kinerja mereka dan kita sudah tahu trak record mereka tentang baik dan buruk mereka dalam menangani negara waktu menjadi pejabat negara kemarin.
Bagaiman kita me nyikapi pemilihan ini adalah kearifan budio dan hati serta logika harus bisa mengalahkan perasaan emosi kita maka disini penulis akan memaparkan sedikit kriteria yang akan menjadi pilihan penulis kelak:
-mampukah capres dan cawapres kita yang kita pilih dapat memulihkan ekonomi?
-mampukah kita dapat disegani oleh tetangga kita secara sosial politik?
-mampukah kita terlepas dari jurang nista hutang luarnegeri kita?
-mampukah kita menyelesaikan masalah sosial politik dan pertahanan di
Empat pertanyaan tersebut coba penulis uraikan bagaiman kritreia yang penuli akan minta sangat simpel dan kebanyakan sama denganpola pikir abang tukang becak, tukang batu, guru , pegawai negeri dan mungkin rakyat biasa kelak.
Benarkah kita tidak menghargai nilai-nilai luhur Pancasila lagi sementara arah politik kita sudah masuk
Peran serta masyarkat dalam pemilu memenag menurun tetapi bukan tolok ukur kegagalan pembangunan olitik hanya efouria sesaat saja kemungkinan kita tidak bisa berharap banyak mungkin pemerintahan SBY Kalla adalah contoh mulai kemandirian kita tetapi lanjutkan tanpa peran serta dan tanpa lebioh cepat lebih baik takan menyetuh wong cilik adalah nyata bagaiman akan maju negara ini karena sekarang hanya orang yang”sok kuasa” secar ekonomi yang masih dianggap dan lihat penggusuran dan pembongkaran saran usaha wong cilik PKL masih berlangsung dan ini Ironi sekali sementara yan diharapkan adalah peduli wong cilik dan pembukaan lapangan kerja mereka yang bekerja dan mandiri digusur dan di tidak berdayakan oleh sistem dan perangkat hukum yang tidak bisa merek toliler.
Semakin lama semakin memojokan wong cilik maka harapan penulis adalah presiden dan wakilpresiden kelak adlah yang peduli dan empati kepada rakyat jelata, tidak main gusur dan telikung yang berujung pada pembodohan rakyat saja.
Presiden dan wakil presiden yang terpilih hendaknya punya hati dalam memposisikan bukan mewakili partai yang mengusungnya dan tidak serta merta menggunbakan”okol” tetapi hati dan akal yang jernih dlam menyelesaikan masalah sosial politik budaya dana pertahanan keamanan didlam negara kita.
Jangan pernah berjanji tetapi tidak pernah menepati bukankah janji adlahy hutang dan jangan pernah janji diingkari maka rakayat aklan “gelo” dan sakait hati kelak.
Pemuda jangan dilupakan seperti jalur pembuka jalan ketik sumpah pemud 28 oktober 1928 dan reformasi 1998 pemuda hanya mengisi sebagian reformasi dan cenderung dilupakan oleh bapak-bapak yang mengenyam manis madu reformasi tetapi jangan dilupakan bahkan pemuda sekarang dipandang sebelah mata karena pa iklim pemerinthan reformasi 10 tahun ini sekan membuat gelap orang yang tiba-tiba dapat berkuasa dan sok kuasa menyebabkan hati mereka tertutup oleh debu”uang “ dan kenikmatan birokrasi yang membuat pemuda semakin kecil peluangnya menuju senanyan menjadi bagian dari republik ini.
Dalam perjalanan yang semaki “berdebu” ini peran pemuda malah tidak dilihat oelah capres danm cawapres kita akahir ini mereka tiak ada yang punya nyali merangkul generasi muda unuk kembali merengkuh dayung reformasi yang kebablasen ini mengapa kita terlena ?karena birokrasi ala barat sedang mengakar diranah ini dan kita hanya menjadi penonton saja tanpa tersangkut dalam jaring kekuasaan yang mulaio mengurita antara penguasa dan pengusaha tidak dapat dibedakan lagi tetapi yang ada adalah adanya pejabat yang menjadi penjahat.
Dengan keprihatinan yang dalam maka mari kita pilih capres dan cawapres yang berhati dan empati serta mengakomodasikan kepentingan bangsa diatas kepentingan individu dan golongan partai tertentu.
Jangan bviarkan kesalahan ORBA terulang kembai dengan memilih yang salah, dan jangan Golongan Putih alaias golput, seperti pilihan kita dari hati kita akan menentukan masa depan bangsa ini kelak
Jangan seperti tikus yang mati dilumbung mengapa pemuda seakan dilibas oleh zaman dan kita terpinggirkan ataukah kita sendiri yang mulai tidak peduli seakan pemuda hanyalah garda depan dan hilang ditelikung waktu reformasi yang entah mengapa kita tidak mendapat tempat dihati rakyat yang telah kita perjuangkan dalam melawan ORBA dulu?
Pemuda mari kita merindukan sosok yang kampium kelak dalam pemilu 2014 mungkin harus beraniu unjuk dada dan unjuk prestasi buikan keturunan yang kami car bukan anak presiden bukan anak bupati , bukan anak gubernur yang kami cari tetapi buatlah arti dalam pemilu 8 juli kelak, sekarang mana pemuda? Kok tidur lelap?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
oke selamat bergabung saja!